Danantara Perkuat Investasi Domestik, Dukung Proyek Strategis Nasional

Senin, 06 Oktober 2025 | 09:04:32 WIB
Danantara Perkuat Investasi Domestik, Dukung Proyek Strategis Nasional

JAKARTA - Momentum baru bagi investasi jangka panjang di Indonesia mulai terlihat pada kuartal IV/2025. 

PT Danantara Investment Management (Persero), lembaga sovereign wealth fund yang resmi beroperasi tahun ini, mulai menggelontorkan komitmen investasi besar-besaran senilai Rp165,83 triliun atau setara dengan US$10 miliar dalam tiga bulan pertama operasionalnya.

Keputusan ini menandai langkah nyata Danantara dalam memperkuat perekonomian nasional melalui fokus pendanaan pada proyek-proyek strategis di dalam negeri sekaligus mendorong likuiditas pasar modal Indonesia.

Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia, Pandu Sjahrir, menegaskan sekitar 80% dari total dana investasi tersebut akan dialokasikan khusus untuk proyek domestik. 

Adapun 20% sisanya akan disebar ke beberapa proyek luar negeri yang memiliki keterkaitan dengan kepentingan ekonomi Indonesia.

“Bulan ini adalah pertama kalinya kami menyalurkan modal. Dalam tiga bulan pertama saja, kami sudah harus menginvestasikan hampir US$10 miliar,” ujar Pandu, menggambarkan optimisme besar terhadap efektivitas dana kelolaan Danantara.

Proyek Prioritas Energi dan Infrastruktur

Investasi tahap awal Danantara akan diarahkan pada sejumlah proyek strategis yang diharapkan memberi manfaat signifikan, baik bagi masyarakat maupun ekonomi nasional. 

Beberapa di antaranya adalah pembangunan desa haji di Arab Saudi, proyek energi hulu bersama PT Pertamina (Persero), hingga proyek waste to energy atau pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL).

Proyek PSEL menjadi salah satu fokus penting karena mendukung agenda transisi energi bersih sekaligus mengatasi persoalan sampah di berbagai daerah. 

Danantara berencana meluncurkan hingga 33 proyek PSEL di sejumlah kabupaten/kota di Indonesia, dengan delapan proyek pertama ditargetkan mulai beroperasi pada akhir Oktober 2025.

Kebutuhan investasi untuk satu proyek PSEL berkapasitas 1.000 ton per hari, beserta infrastruktur pendukungnya, diperkirakan mencapai Rp2 triliun hingga Rp3 triliun. Jika dihitung secara keseluruhan, maka total kebutuhan investasi bisa berada di kisaran Rp66 triliun hingga Rp99 triliun.

Pandu menjelaskan, pembiayaan proyek tidak hanya bersumber dari Danantara, tetapi juga membuka peluang bagi kolaborasi dengan sektor swasta maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). 

Mekanisme pemilihan mitra akan dilakukan secara terbuka melalui proses tender, guna memastikan transparansi dan keterlibatan luas dari berbagai pihak.

Dorong Likuiditas Pasar Saham

Selain investasi infrastruktur, Danantara juga menaruh perhatian besar pada penguatan pasar modal. Pandu menilai, likuiditas pasar saham di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara tetangga, terutama India. 

Saat ini, rata-rata nilai perdagangan harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) berada di kisaran US$1 miliar, sementara India sudah mencapai US$10 hingga US$11 miliar.

“Kami membutuhkan pasar modal yang kuat agar private market bisa masuk, karena pasar saham merupakan sarana untuk mengalirkan kembali modal tersebut,” tegas Pandu.

Danantara menegaskan komitmennya untuk menjadi liquidity provider di pasar saham Indonesia. Langkah ini sejalan dengan pernyataan Pandu sebelumnya pada April 2025, di mana ia menegaskan Danantara siap memperkuat arus modal di pasar modal domestik.

BEI sendiri menyambut baik rencana tersebut. Walaupun saat ini peraturan BEI hanya mengatur Anggota Bursa yang dapat menjadi liquidity provider, peluang kerja sama tetap terbuka. 

BEI mendorong Danantara untuk mendukung anak perusahaan BUMN yang berstatus Anggota Bursa agar berperan aktif sebagai liquidity provider, tidak hanya untuk perusahaan besar, tetapi juga bagi saham-saham lain yang masuk daftar efek terkait.

“BEI menyambut baik Danantara untuk mendorong dan mendukung Anggota Bursa yang merupakan anak dari BUMN untuk turut serta menjadi liquidity provider, tidak hanya untuk perusahaan lighthouse, tetapi juga untuk saham-saham yang masuk ke dalam Daftar Efek Liquidity Provider Saham,” ujar Nyoman, perwakilan BEI.

Dampak Strategis Bagi Perekonomian Nasional

Dengan alokasi dana besar yang mencapai ratusan triliun rupiah, langkah Danantara diperkirakan memberi dampak positif berlapis. 

Pertama, dari sisi infrastruktur, proyek energi dan pengolahan sampah menjadi listrik akan membantu meningkatkan ketahanan energi serta mengurangi dampak lingkungan. Kedua, pembangunan desa haji di Arab Saudi akan memperkuat pelayanan bagi masyarakat Indonesia, khususnya calon jemaah haji.

Ketiga, dari perspektif pasar modal, hadirnya Danantara sebagai penyedia likuiditas akan memperkuat kepercayaan investor, membuka peluang masuknya modal swasta, sekaligus meningkatkan daya tarik bursa Indonesia di mata global.

Tidak hanya itu, kehadiran Danantara juga sejalan dengan upaya pemerintah mempercepat pembangunan ekonomi nasional melalui kolaborasi lintas sektor, baik BUMN, swasta, maupun daerah. 

Dengan orientasi investasi jangka panjang, sovereign wealth fund ini diharapkan mampu menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan berkelanjutan.

Optimisme ke Depan

Pandu Sjahrir menegaskan, keberadaan Danantara tidak sekadar sebagai pengelola investasi, tetapi juga mitra pembangunan. Dengan strategi yang hati-hati namun progresif, Danantara menempatkan dirinya sebagai katalis untuk mempercepat transformasi ekonomi Indonesia.

Fokus pada proyek energi, infrastruktur, dan pasar modal menegaskan bahwa arah investasi Danantara tidak hanya mengejar keuntungan jangka pendek, melainkan memastikan manfaat luas bagi masyarakat, lingkungan, dan keberlanjutan pembangunan nasional.

Dengan alokasi dana awal Rp165,83 triliun yang sudah mulai digulirkan, Danantara optimistis akan terus memperbesar kontribusi dalam mewujudkan ekonomi nasional yang tangguh, inklusif, dan berdaya saing global.

Terkini