JAKARTA - Kanker lambung kerap disebut sebagai “silent disease” karena gejala awalnya sering mirip gangguan pencernaan biasa dan mudah terabaikan.
Padahal, mengenali tanda-tanda dini bisa menjadi kunci untuk penanganan lebih cepat dan efektif. Penyakit ini terjadi ketika sel-sel abnormal mulai tumbuh di lambung, biasanya bermula di lapisan dalam organ tersebut sebelum menyebar ke bagian lainnya.
Belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab kanker lambung. Namun, sejumlah faktor meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini, termasuk infeksi Helicobacter pylori, GERD, infeksi virus Epstein-Barr, riwayat sakit maag, pola makan tinggi lemak, asin, diasap atau diasamkan, kurang konsumsi buah dan sayur, serta kebiasaan merokok.
1. Perut Terasa Berat Meski Hanya Ngemil
Rasa kenyang berkepanjangan setelah makan ringan atau camilan mungkin tampak sepele. Namun, bagi penderita kanker lambung, sensasi ini bisa muncul meski porsi makanan kecil. Tumor yang mulai menempati ruang lambung membatasi kapasitas organ, sehingga makanan yang masuk cepat menimbulkan rasa penuh. Kondisi ini lama-kelamaan bisa menurunkan asupan nutrisi dan menyebabkan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
2. Nyeri atau Ketidaknyamanan yang Menyebar
Banyak orang mengaitkan rasa terbakar di perut atau dada dengan asam lambung. Pada kanker lambung, rasa tidak nyaman ini bisa berbeda. Nyeri bisa menjalar ke punggung atau terasa tumpul dan menetap, berbeda dengan sensasi terbakar sementara akibat asam lambung. Kenali pola nyeri ini karena bisa menjadi indikasi iritasi atau pertumbuhan abnormal pada lapisan lambung.
3. Mual Berulang Tanpa Penyebab
Mual adalah gejala umum dari berbagai gangguan pencernaan, tetapi jika muncul terus-menerus tanpa alasan jelas, patut diwaspadai. Pada kanker lambung, lapisan lambung yang teriritasi oleh pertumbuhan sel abnormal bisa memicu mual bahkan ketika tidak ada pemicu makanan pedas atau berlemak. Mual berulang, terutama disertai penurunan nafsu makan, merupakan sinyal penting yang sebaiknya tidak diabaikan.
4. Perubahan Warna Feses dan Pola Buang Air Besar
Salah satu tanda kanker lambung yang sering terlewatkan adalah perubahan warna feses. Perdarahan internal akibat tumor dapat membuat feses menjadi lebih gelap, menyerupai aspal. Kadang perubahannya samar dan tidak disadari, sehingga penting untuk memerhatikan setiap perubahan pola BAB. Deteksi dini melalui pemeriksaan medis bisa membantu mencegah komplikasi lebih lanjut.
5. Sendawa yang Tidak Biasa
Bersendawa setelah makan adalah hal normal, tetapi kanker lambung bisa menimbulkan sendawa yang berbeda. Sendawa berlebihan atau disertai rasa asam, logam, atau muntah ringan dapat menunjukkan gangguan pencernaan lebih serius. Tumor dapat mengganggu proses pencernaan dan menghasilkan gas berlebihan, menimbulkan ketidaknyamanan yang persistens.
Mengapa Deteksi Dini Penting
Karena gejala awal kanker lambung sering mirip masalah pencernaan biasa, banyak orang menunda pemeriksaan medis. Padahal, diagnosis lebih cepat meningkatkan peluang penanganan yang efektif dan menurunkan risiko komplikasi jangka panjang. Memerhatikan gejala ringan dan rutin memeriksakan diri ketika ada keluhan yang tidak biasa sangat disarankan.
Pencegahan dan Gaya Hidup Sehat
Selain deteksi dini, pencegahan juga berperan penting. Menghindari faktor risiko seperti makanan tinggi lemak atau asin, merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan dapat menurunkan kemungkinan kanker lambung. Konsumsi makanan sehat, kaya serat, buah, dan sayur, serta menjaga berat badan ideal juga menjadi langkah preventif yang efektif.
Kanker lambung bisa muncul tanpa gejala yang jelas di awal. Beberapa tanda yang patut diwaspadai antara lain: perut terasa penuh meski hanya makan sedikit, nyeri yang menjalar atau tumpul, mual berulang, perubahan warna feses, dan sendawa tidak biasa. Mengenali gejala ini sejak dini, ditambah pola hidup sehat, membantu meminimalkan risiko komplikasi dan meningkatkan peluang kesembuhan.
Penting diingat, tidak semua keluhan pencernaan berarti kanker lambung, tetapi kewaspadaan dan pemeriksaan medis rutin tetap dianjurkan, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko tinggi. Dengan langkah pencegahan dan kesadaran terhadap gejala, kesehatan lambung dapat lebih terjaga dan komplikasi serius bisa dihindari.