Presiden Prabowo Setujui BBM E10, Siapkah Kendaraan Indonesia?

Kamis, 09 Oktober 2025 | 13:14:20 WIB
Presiden Prabowo Setujui BBM E10, Siapkah Kendaraan Indonesia?

JAKARTA - Pemerintah Indonesia menyiapkan langkah besar dalam kebijakan energi nasional dengan persetujuan Presiden Prabowo Subianto terkait penerapan bahan bakar minyak (BBM) campuran etanol 10 persen atau E10.

Keputusan ini menjadi bagian dari upaya menurunkan impor minyak dan mendorong energi ramah lingkungan berbasis nabati, sekaligus meniru keberhasilan program biodiesel B40 yang telah diterapkan sebelumnya.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menjelaskan, keputusan mandatori E10 telah dibahas bersama Presiden. “Kemarin malam sudah kami rapat dengan Bapak Presiden. Bapak Presiden sudah menyetujui untuk direncanakan mandatori 10% etanol. Dengan demikian, kita akan campur bensin kita dengan etanol,” ungkap Bahlil dalam agenda di Anjungan Sarinah, Jakarta.

Menurut Bahlil, etanol akan bersumber dari bahan nabati seperti tebu dan jagung. “Tujuannya agar kita tidak impor banyak dan juga untuk membuat minyak yang bersih, yang ramah lingkungan. Nah, ini untuk anak-anak generasi Gen Z yang ingin yang bersih-bersih,” tambahnya.

Saat ini, konsumsi BBM di Indonesia mencapai sekitar 1,6 juta barel per hari, sementara produksi minyak nasional hanya sekitar 600.000 barel per hari. Artinya, Indonesia masih harus mengimpor sekitar satu juta barel per hari untuk memenuhi kebutuhan domestik. Dengan campuran E10, diharapkan volume impor dapat dikurangi secara signifikan sambil meningkatkan penggunaan energi terbarukan lokal.

Meski Presiden telah menyetujui rencana ini, Bahlil menekankan bahwa implementasi E10 masih memerlukan waktu persiapan. “E10 sekarang belum diterapkan, masih dalam pembahasan dan pengujian. Sudah dinyatakan clear, sudah bagus, baru kita jalankan,” jelasnya. Ia menambahkan, pengembangan E10 diperkirakan membutuhkan 2–3 tahun dari tahun ini hingga siap diluncurkan.

Namun, penerapan E10 memunculkan pertanyaan penting: apakah semua kendaraan di Indonesia dapat menggunakan BBM campuran ini?

Tri Yuswidjajanto Zaenuri, pakar dari Institut Teknologi Bandung (ITB), memberikan penjelasan terkait keamanan penggunaan E10. Ia menegaskan bahwa hanya kendaraan yang sudah memenuhi regulasi emisi terbaru yang aman menggunakan campuran etanol hingga 10 persen. “Mobil maupun sepeda motor di Indonesia yang sudah mengikuti regulasi emisi terakhir bisa menggunakan bensin campur etanol sampai 10 persen,” ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (7/10/2025).

Sebaliknya, kendaraan lama justru berisiko mengalami kerusakan komponen. Sifat etanol yang mudah menyerap air dapat memicu korosi pada logam yang tidak tahan serta menyebabkan paduan karet alam pada sistem bahan bakar mengalami pembengkakan (swelling). Akibatnya, daya tahan komponen kendaraan berkurang dan dapat menimbulkan kerusakan lebih cepat.

“Pada kendaraan lama, material yang terbuat dari paduan karet alam akan mengalami swelling dan material logam yang tidak tahan korosi akan terkorosi,” kata Tri. Oleh karena itu, pemilik kendaraan lama disarankan untuk mengecek kelayakan kendaraannya sebelum menggunakan BBM E10.

Selain kesiapan kendaraan, infrastruktur distribusi dan pengawasan mutu BBM E10 juga menjadi aspek krusial. Agar transisi lancar, pemerintah perlu memastikan penyediaan SPBU yang mampu menyediakan E10 dengan kualitas terjaga. Sosialisasi kepada masyarakat dan industri otomotif pun dianggap vital agar informasi terkait penggunaan bahan bakar baru ini tersampaikan secara akurat.

Meskipun BBM E10 dinilai lebih ramah lingkungan, pengguna kendaraan lama sebaiknya menunggu panduan resmi pemerintah sebelum beralih. Langkah ini penting untuk mencegah kerusakan mesin dan biaya perbaikan yang tinggi, sekaligus memastikan transisi energi berjalan aman bagi semua pihak.

Dengan diterapkannya E10, pemerintah menargetkan dua tujuan sekaligus: mengurangi ketergantungan pada impor minyak dan mendukung energi hijau lokal. Kebijakan ini juga sejalan dengan komitmen Indonesia untuk menghadapi tantangan energi global sambil mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Secara keseluruhan, rencana BBM E10 yang disetujui Presiden Prabowo menjadi tonggak penting dalam transformasi energi Indonesia. Namun, kesuksesan program ini akan bergantung pada kesiapan kendaraan, kesiapan infrastruktur, dan pemahaman masyarakat terhadap jenis bahan bakar baru ini. Dengan persiapan matang, E10 diharapkan dapat menjadi solusi berkelanjutan bagi energi nasional sekaligus mendorong inovasi di sektor otomotif dan energi terbarukan.

Terkini