Harbolnas 2025 Dorong Penjualan Kosmetik Naik Signifikan

Kamis, 09 Oktober 2025 | 14:14:03 WIB
Harbolnas 2025 Dorong Penjualan Kosmetik Naik Signifikan

JAKARTA - Menjelang akhir tahun, industri kosmetik di Indonesia bersiap menghadapi salah satu momen paling dinantikan bagi perdagangan daring, yakni Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2025.

Momentum ini dinilai strategis oleh produsen kosmetik untuk meningkatkan penjualan, memaksimalkan eksposur merek, sekaligus memperkenalkan tren produk baru menjelang tahun 2026.

Ketua Umum Perkumpulan Produsen Kosmetika Indonesia (PPAK), Solihin Sofian, menjelaskan bahwa Harbolnas menjadi waktu penting bagi pelaku usaha yang mengandalkan platform e-commerce. “Harbolnas bisa menjadi hari yang ditunggu untuk semua sektor usaha perdagangan, terutama yang plafon penjualannya ada di e-commerce,” ujarnya.

Industri kosmetik memang memiliki periode sibuk dari September hingga November, diwarnai berbagai pameran dan event besar seperti Halal Indonesia Expo, Trade Expo Indonesia (TEI), Cosmobeaute, Indo Beauty, Jakarta Female Days, hingga Cosmetic Day. 

Event-event ini tidak hanya menyasar konsumen akhir (B2C), tetapi juga pelaku bisnis (B2B), sehingga memberikan peluang interaksi yang luas bagi produsen untuk menampilkan inovasi dan tren kosmetik terkini.

Meskipun promosi pada tanggal kembar, seperti 10 Oktober atau 12 Desember, sudah menjadi rutinitas tahunan, Solihin menekankan bahwa Harbolnas tetap memiliki nilai tersendiri. “Momen ini bisa dimanfaatkan pelaku usaha untuk promosi dan branding, peluncuran tren kosmetik 2026, pemenuhan target penjualan akhir tahun, serta clearance sale,” tuturnya.

Perkiraan peningkatan penjualan selama periode Harbolnas cukup signifikan. Solihin menyebut angka lonjakan transaksi bisa mencapai 45%–70% dibandingkan periode normal. Namun, menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru, fokus belanja konsumen biasanya bergeser ke kebutuhan makanan dan sandang, sehingga kosmetik bukan lagi prioritas utama. “Setiap promo penjualan biasanya naik 45% sampai 70%, tapi memasuki Natal dan Tahun Baru, kosmetik bukan prioritas utama,” jelasnya.

Strategi pemasaran yang matang menjadi kunci sukses memanfaatkan momentum ini. Solihin menekankan pentingnya memulai kampanye sejak awal, atau road to Harbolnas, agar promosi lebih efektif. “Strategi pemasaran harus dimulai saat ini sebagai road to Harbolnas. Materi promosi dan testimoni pemakaian produk perlu dilakukan secara masif dan berkesinambungan,” katanya.

Selain itu, perubahan perilaku konsumen turut memengaruhi strategi produsen. Solihin mencatat adanya peningkatan kecerdasan konsumen dalam memilih produk. Meskipun konsumen masih cenderung menyukai produk dengan harga terjangkau, mereka kini lebih selektif dan memperhatikan kualitas serta reputasi merek. “Kebiasaan pembeli masih cenderung ke produk murah, tetapi kini ada peningkatan kecerdasan konsumen dalam memilih dan membeli produk,” ujarnya.

Hal ini menjadi sinyal positif bagi produsen kosmetik lokal. Peningkatan literasi konsumen membuka peluang bagi produsen untuk fokus pada kualitas produk, inovasi, dan membangun kepercayaan merek di ranah digital. Produsen yang mampu menghadirkan produk berkualitas dengan strategi pemasaran tepat sasaran berpotensi meraih pertumbuhan penjualan yang signifikan selama Harbolnas.

Solihin juga menekankan bahwa e-commerce bukan sekadar saluran transaksi, tetapi juga media branding. Momen Harbolnas dapat dimanfaatkan untuk memperkenalkan tren kosmetik terbaru, memperluas jangkauan pasar, serta mengumpulkan data perilaku konsumen untuk strategi pemasaran selanjutnya. “Dengan membangun kepercayaan konsumen melalui testimoni dan konten digital yang konsisten, produsen bisa meningkatkan loyalitas pelanggan,” jelasnya.

Selain strategi pemasaran digital, kolaborasi dengan marketplace dan platform e-commerce juga menjadi bagian dari persiapan produsen. Penawaran menarik, bundling produk, dan diskon eksklusif diharapkan mampu menarik perhatian konsumen dan mendorong volume penjualan. “Harbolnas adalah momen untuk memperkuat posisi merek di pasar digital dan meningkatkan penjualan dalam jangka pendek,” tambah Solihin.

Periode Harbolnas 2025 diproyeksikan menjadi tolok ukur kinerja akhir tahun industri kosmetik. Produsen yang mampu menyesuaikan strategi promosi, memanfaatkan tren digital marketing, dan memahami perilaku konsumen lebih awal akan mendapatkan keuntungan maksimal. Momen ini juga menjadi kesempatan bagi industri kosmetik lokal untuk bersaing dengan produk impor, menunjukkan kualitas, serta menghadirkan inovasi yang relevan dengan kebutuhan konsumen.

Dengan segala persiapan ini, para produsen kosmetik optimistis Harbolnas 2025 dapat menjadi katalis pertumbuhan penjualan akhir tahun, sekaligus memperkuat posisi merek di pasar e-commerce. Momentum ini tidak hanya mendorong transaksi, tetapi juga memperluas pengaruh merek, membangun kepercayaan konsumen, dan mempersiapkan tren kosmetik nasional menuju tahun 2026.

Terkini